Rabu, 14 September 2022

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1



Disusun oleh : Rinda Purwo Saputro

CGP Angkatan 5

SMAN 1 Muara Jawa


Setiap kelas pasti memiliki keunikan yang berbeda beda. Hal ini terjadi karena disetiap kelas terdiri dari berbagai latar belakang sekolah sebelumnya, latar belakang keluarga dan lingkungan tinggal yang beraneka ragam. Terkadang ada kelas yang dirasakan muridnya aktif, ada yang pasif, ada kelas dengan murid berdaya serap cepat dan ada yang lambat. Karenanya dalam mengajar perlu diberi perlakuan dengan cara-cara yang berbeda.

Hal yang bisa dilakukan sebelum mengajar kita harus tahu murid yang mana yang akan diajar dan dengan kebutuhan seperti apa mereka. Contoh untuk kelas yang aktif dalam mengajar guru lebih banyak memberi umpan balik dan mengarahkan pikiran mereka. Berbeda dengan kelas yang pasif, guru harus lebih banyak menuntun cara berpikir. Untuk kelas dengan daya serap tinggi tentu harus mendapat yang lebih dengan pengayaan, dan kelas yang lambat harus lebih bersabar dengan memperbanyak remedial. Dengan keberagaman murid ini tentu membuat tantangan tersendiri bagi guru dalam mengajar.

Tantangan yang dihadapi adalah guru harus mampu mentransfer ilmu pengetahuan kepada murid yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tantangan yang sering dialami dalam mengajar fisika adalah masih lemahnya kemampuan matematika murid yang berdampak pada kurang maksimalnya kemampuan murid dalam pemecahan masalah. Tantangan ini harus diatasi dengan meluangkan sedikit waktu di luar jam pelajaran untuk memberikan remedial berupa penguatan kemampuan matematika murid.

Untuk mengakomodasi tantangan terkait dengan keragaman murid hendaknya pembelajaran itu dirancang dengan berfokus atau berorientasi pada kebutuhan murid. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
  2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
  3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
  4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
  5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

Secara sederhana ditunjukkan pada gambar berikut ini:


Pembelajaran berdiferensiasi dinilai dapat dengan mudah untuk diterapkan pada pembelajaran dan juga dinilai berhasil. Ada 7 alasan yang mendasarinya yaitu:

1.    Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif.

Dalam kelas, guru perlu selalu berasumsi bahwa murid yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda dan secara proaktif merencanakan pembelajaran yang menyediakan berbagai cara untuk mengekspresikan dan mencapai tujuan pembelajaran.

2.     Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.

Misalnya, seorang guru memberikan murid, yang memiliki kemampuan membaca yang lebih tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku, sementara murid yang kemampuannya lebih rendah hanya satu laporan saja. Menyesuaikan jumlah tugas biasanya akan kurang efektif daripada mengubah sifat tugas.

3.     Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian.

Di sepanjang unit pembelajaran, guru menilai tingkat kesiapan, minat, dan pendekatan belajar yang digunakan murid dan kemudian merancang pengalaman belajar berdasarkan pemahaman terbaru dan terbaik tentang kebutuhan murid. Produk akhir, atau cara lain dari penilaian "akhir" atau sumatif, dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, dengan tujuan untuk menemukan cara terbaik bagi setiap murid untuk menunjukkan hasil belajarnya.

4.  Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk.

Dengan membedakan ketiga elemen ini, guru menawarkan pendekatan berbeda terhadap apa yang dipelajari murid, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.

5.     Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid.

Para guru yang membedakan pengajaran di kelas-kelas yang memiliki keragaman akademis berusaha untuk memberikan pengalaman belajar yang secara tepat menantang untuk semua murid mereka. Guru-guru ini menyadari bahwa kadang-kadang tugas yang tidak menantang bagi beberapa peserta didik bisa jadi sangat rumit bagi yang lain.

6.   Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual.

Pembelajaran berdiferensiasi ditandai oleh irama berulang dari melakukan persiapan kelas, mengulas kembali, dan berbagi, yang kemudian diikuti oleh kesempatan untuk eksplorasi, ekstensi (pendalaman materi), dan produksi (menghasilkan pekerjaan) individu atau kelompok kecil.

7.     Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis.

Guru memantau kecocokan antara kebutuhan murid dan proses pembelajaran mereka serta membuat penyesuaian sebagaimana diperlukan.

 

Pembelajaran

  Daftar Pembelajaran 1. Kalender Pendidikan Tahun 2024/2025 (KLIK)