Senin, 10 Oktober 2022

Koneksi Antarmateri - Modul 2.3

 Coaching Untuk Supervisi Akademik


Oleh : Rinda Purwo Saputro

CGP Angkatan 5

Kabupaten Kutai Kartanegara

SMA Negeri 1 Muara Jawa

 

Konsep Coaching secara Umum

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.

 

Coaching dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Proses coaching dijadikan sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada  agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat.

Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among (menuntun).


Keterampilan coaching dan pembelajaran berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Jika dikaitkan antara keterampilan coaching dengan pembelajaran berdiferensiasi tentu ada keterkaitan yang sangat erat. Minimal ada 5 keterkaitan yang bisa dituliskan yaitu:

  1. Keterampilan coaching dan pembelajaran berdiferensiasi memiliki fokus pada memenuhi kebutuhan belajar murid
  2. Keterampilan coaching dapat menjadi  keterampilan pendukung yang dapat digunakan untuk mengetahui kesiapan belajar murid, menggali minat dan bakat serta profil belajarnya.
  3. Keterampilan coaching dapat membantu guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
  4. Keterampilan coaching dapat membantu guru membangun Manajemen kelas yang efektif
  5. Keterampilan coaching dapat membantu guru merencanakan Penilaian berkelanjutan.

 

Keterampilan coaching dan pembelajaran sosial emosional

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Penerapan pembelajaran sosial dan emosional bukan hanya mencakup ruang lingkup kelas dan sekolah, namun juga melibatkan keluarga dan komunitas. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.  Ada 5 kompetensi social emosional yaitu: 

  1. Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Jika dikaitkan antara Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dengan keterampilan coaching, ada beberapa hal yang bisa dikaitkan yaitu:

  1. Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri) adalah bagian dari paradigma coaching
  2. Paradigma coaching  mampu melihat peluang baru dan masa depan dapat membantu murid Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
  3. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi) sejalan dengan prinsip coaching
  4. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial) sesuai dengan prinsip coaching Mindfulness

 Keterampilan coaching dan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran pada supervisi akademik

Secara definisi, supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas. Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni pembelajaran yang berpihak pada anak.

Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi:

  1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru
  2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu
  3. Terencana
  4. Reflektif
  5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati
  6. Berkesinambungan
  7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik

Pada umumnya pelaksanaan supervisi akademik didasarkan pada kebutuhan dan tujuan sekolah dan dilaksanakan dalam tiga tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan supervisi, dan tindak lanjut. Pada tahap perencanaan, supervisor merumuskan tujuan, melihat pada kebutuhan pengembangan guru, memilih pendekatan, teknik, dan model, menetapkan jadwal, dan mempersiapkan ragam instrumen. Tahap pelaksanaan diisi dengan kegiatan berdasarkan teknik dan model yang dipersiapkan. Kegiatan bervariasi dari kegiatan individu dan/atau berkelompok. Salah satu bagian dalam tahapan pelaksanaan supervisi akademik adalah observasi pembelajaran di kelas atau yang biasanya kita sebut sebagai supervisi klinis

 

Pembelajaran

  Daftar Pembelajaran 1. Kalender Pendidikan Tahun 2024/2025 (KLIK)